Apa itu tecnhoprebeur
Tecnhoprebeur
Bicara soal bisnis digital, rasanya kurang lengkap jika tidak menyinggung tentang technopreneurship. Technopreneurship adalah cabang bisnis gabungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan bisnis konvensional tersebut belakangan kian menarik untuk digeluti, karena mampu menawarkan solusi atau substitusi dari produk barang maupun jasa kebutuhan sehari-hari.
Di Indonesia sendiri sudah banyak technopreneur yang bisa dijadikan sebagai inspirasi. Sebut saja Founder Tokopedia, William Tanuwijaya, Founder Bukalapak Ahmad Zaki, atau Nadim Makarim founder Gojek yang kini menjabat sebagai menteri di kabinet presiden Jokowi.
Apa itu Technopreneurship? Secara umum, Technopreneurship adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut sebuah bisnis yang dibangun berbasiskan teknologi.
Technopreneurship belakangan ini menjadi pembahasan menarik di kalangan anak muda di seluruh dunia. Pasalnya, technopreneurship mampu membuka peluang bisnis baru yang sebelumnya dirasa kurang efektif untuk dilakukan.
Pengertian Technopreneur
Apa Itu Technopreneur? Technopreneur adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang memutuskan untuk menjalankan bisnis dengan memanfaatkan teknologi.
Tahukah Anda jika para milyarder dunia saat ini sebagian besar didominasi oleh para technopreneur? Sebut saja Bill Gates yang sukses menjadi seorang teknopreneur melalui Microsoft atau Mark Zuckerberg yang sedari muda sudah sukses membangun platform social media dengan jumlah pengguna hampir sepertiga penduduk dunia 2,5 milyar.
konsep dasar kewirausahaan
Pengertian Kewirausahaan
Menurut Robert C. Ronstadt, kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis untuk meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan ini diciptakan oleh individu-individu yang bersedia mengambil risiko, atas kekayaan, waktu, dan/atau karier dalam menyediakan nilai (sesuatu yang bernilai) pada barang atau jasa. Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl, kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu nilai dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak Menurut Thomas Zimmerer, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Penjelasan perbedaan enterpreneurship dan technopreneur
Secara garis besar,teknopreneurship sebenarnya merupakan bagian dari enterpreneurship. Namun,dalam prakteknya technopreneur lebih memanfaatkan teknologi sebagai core utama bisnis. Sementara enterpreneur lebih menedepankan transaksi konvensional berupa barang atau jasa.
Selain itu, tingkatpersaingan juga bisa menjadi perbedaan antara enterpreneur dan technopreneur.Hal ini terjadi karen biasanya seorang technopreneur menawarkan ide baru atausubstitusi dari produk konvensional dimana tingkat persaingan pasarnya masih rendah.
Membangun kepribadian technopreneur
Penjelasan perbedaan enterpreneurship dan technopreneur
Secara garis besar,teknopreneurship sebenarnya merupakan bagian dari enterpreneurship. Namun,dalam prakteknya technopreneur lebih memanfaatkan teknologi sebagai core utama bisnis. Sementara enterpreneur lebih menedepankan transaksi konvensional berupa barang atau jasa.
Selain itu, tingkatpersaingan juga bisa menjadi perbedaan antara enterpreneur dan technopreneur.Hal ini terjadi karen biasanya seorang technopreneur menawarkan ide baru atausubstitusi dari produk konvensional dimana tingkat persaingan pasarnya masih rendah.
- Penyelesaian masalah
Untuk menjadi technopreneur yang sukses, kamu juga perlu memiliki skill penyelesaian masalah. Dalam proses membangun bisnis tak semua jalanmu akan berjalan lancar. Pasti banyak permasalahan tak terduga yang akan terjadi. Oleh karena itu, kamu dituntut untuk memiliki skill ini agar perusahaan bisa terus bertahan.
- Kerjasama tim
Technopreneur yang sukses bukan ia yang bisa menjalankan bisnisnya secara mandiri. Berjalan sendirian justru akan membuatnya kesulitan berkembang. Seorang technopreneur bisa dikatakan berhasil jika ia mampu membuat tim yang kompak.
Tim yang berjalan beriringan akan membuat perusahaan semakin kuat. Tim yang kuat ini terdiri dari orang-orang dengan berbagai latar belakang berbeda yang bekerja sama mengembangkan perusahaan agar lebih maju.
- Decision making/pengambilan keputusan
Bisnis adalah sesuatu yang dinamis dan bergerak cepat. Seorang technopreneur perlu memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan peluang yang ada. Sekali peluang datang, ia tak akan datang dua kali. Oleh karena itu, technopreneur harus cepat mengambil keputusan ketika peluang itu datang.
PEMBETUKAN KARAKTER TECHNOPRENEUR
Manfaat pengembangan technopreneur
Peranan Technopreneurship sangat banyak, apalagi bagi orang-orang yang ingin meningkatkan bisnis lebih cepat lagi. Suatu inovasi yang dihasilkan harus berupa ide-ide yang kreatif dan terkini pada masa tersebut. Technopreneurship bermanfaat dalam pengembangan industri-industri besar dan canggih, selain itu juga dapat diarahkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian Technopreneurshipdiharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Technopreneurship dapat memberikan manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah:
1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas2. Meingkatkan pendapatan3. Menciptakan lapangan kerja baru4. Menggerakan sektor-sektor ekonomi yang lain
KIAT SUKSES MENJADI TECHNOPRENEUR
Pendidikan TI Berbasis Technopreneurship
Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan baru untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat ( +/- 45 Juta orang). Dengan menjadi seorang usahawan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa akan berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. Semoga dengan munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
Disisi lain bahwa kurikulum Pendidikan TI berbasis Technopreneurship yang diberikan di perguruan tinggi memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual di Indonesia.
2. Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi.
3. Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan bisnis.
Manfaat bagi mahasiswa dalam proses implementasi Technopreneurship Based Curicullum adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai wirausaha selain sebagai ekonom, manajer atau akuntan atau profesi lainnya.
2. Memiliki skill-based yang memadai dalam bidang Teknologi Informasi
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek magang dalam mengelola suatu bisnis.
4. Memperoleh akses untuk membangun networking dunia bisnis.
Sedangkan bagi Perguruan Tinggi sebagai fasilitator adalah :
1. Menjadi bentuk tanggung jawab sosial sebagai lembaga pendidikan untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah pengangguran.
2. Menjadi bagian penting dalam upaya menjembatani gap kurikulum pendidikan antara lembaga pendidikan dan industri pengguna.
3. Menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan mutu lulusan.
4. Menjadi wahana interaksi untuk komunitas Perguruan Tinggi yang terdiri dari alumni, mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan masyarakat umum.
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka Program Pengembangan Budaya Technopreneurship atau kewirausahaan di Perguruan Tinggi dirancang meliputi 6 (enam) kegiatan yang saling terkait, yaitu:
1. Pelatihan materi ”Techno SKILL BASED”
2. Magang Kewirausahaan
3. Kuliah Kewirausahaan
4. Kuliah Kerja Usaha
5. Karya Alternatif Mahasiswa
6. Konsultasi Bisnis dan Peluang usaha
Secara teknis, implementasi pendidikan TI berbasis TECHNOPRENEURSHIP ini, sama saja seperti perkuliahan pada umumnya, hanya saja pada 2 semester pertama secara intensif para mahasiswa diberikan pelatihan (training) sebagai pondasi awal berupa penguasaan bahasa pemrograman (VB.Net/C#/Java) atau disain grafis 3D, WEB, dan ini disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri TI saat itu.
Proses pelatihan diberikan bersamaan dengan perkuliahan reguler, sehingga mereka mendapat pembinaan secara intensif & fokus untuk mempersiapkan SKILL Based mereka. Pada saat mereka menginjak semester 3, mereka melakukan proses pemagangan di perusahaan/industri TI, setelah itu diharapkan para mahasiswa sudah bisa bekerja secara part time di beberapa perusahaan, sehingga ketika mereka telah menyelesaikan studinya, mereka memiliki asset berupa knowledge & experince yang cukup untuk menjadi Technopreneur, atau alternatif lainnya mereka tetap bisa bersaing secara kompetitif untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan bekal IPTEK yang mereka telah kuasai.
Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi akademis & kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal di tengah kompetisi global. Mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.
WILLIAM TANUWIJAYA – TOKOPEDIA, KREASI SI PENJAGA WARNET
WILLIAM TANUWIJAYA
lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November 1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya tersebut, setelah umurnya 18 tahun dan lulus SMA. ia kemudian memberanikan diri untuk merantau ke ibukota untuk melanjutkan study nya. ia memutuskan untuk kuliah dan diterima di salah satu universitas swasta yang ada di jakarta yaitu Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta.
Selama kuliah, ia rajin mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi. William mengatakan pekerjaan sebagai penjaga warnet banyak memberikan keuntungan pada dirinya, selain mendapatkan tambahan uang saku, ia juga mendapatkan akses internet gratis. Dari sinilah William Tanuwijaya mengenal lebih dalam mengenai internet dan komputer.
Setelah lulus kuliah, William sempat bekerja di beberapa perusahaan software developer dan game developer, bahkan dia juga melengkapi pengalamannya dengan bergabung di perusahaan jual beli online KafeGaul. Namun lama kelamaan mulai terbesit ide dipikiran William Tauwijaya untuk mendirikan perusahaan Internet sendiri. Kemudian pada tahun 2007, dari idenya ia kemudian mulai membangun Tokopedia. Ide William Tanuwijaya mengenai tokopedia datang ketika ia menjadi moderator dalam forum online Kafegaul yang mempunyai fasilitas jual beli, hingga ia kemudian mulai terinpirasi dari hal tersebut untuk menciptakan startup baru yang kemudian ia namakan dengan tokopedia.
MUNCUL IDE TOKOPEDIA
William mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan biaya gratis. Untuk membangun tokopedia tersebut, William Tanuwijaya sadar akan membutuhkan modal yang sangat besar. keadaan semakin sulit ketika ayahnya divonis kanker sehingga William mau tidak mau harus menjadi tulang punggung untuk ayahnya.
Walaupun begitu, keadaan tidak membuat William Tanuwijaya mengurungkan niatnya untuk mendirikan tokopedia. William kemudian berusaha untuk mencari pendanaan untuk mewujudkan mimpi besarnya ini. keinginan semakin kuat ketika William menyadari bahwa suksesnya Google dan Facebook didirikan juga melalui pendanaan untuk startup melalui perusahaan ventura (pemodal).
Pada masa itu William sangat kesulitan untuk mencari pemodal. ia lalu menceritakan ide tersebut kepada orang-orang ia anggap dapat memberikan suntukan modal kepada dirinya. William mengklaim bahwa Tokopedia akan menjadi pusat transaksi online atau e-commerce sehingga penjual dan pembeli tidak harus bertemu untuk melakukan transaksi online. melalui tokopedia juga orang-orang juga dapat memasarkan produk-produk mereka keseluruh Indonesia melalu Tokopedia. Tokopedia juga menjadi perantara jual beli online yang aman bagi penggunanya. Sehingga idenya tersebut dapat memecahkan masalah marketplace yang dialami di Indonesia. Namun ketika dia menceritakan ide tersebut banyak yang meremehkan William Tanuwijaya tidak akan mampu mewujudkannya.
Saya dianggap punya mimpi ketinggian. Apa yang mau saya capai dibilang muluk-muluk,
MENDIRIKAN TOKOPEDIA
William Tanuwijaya kemudian mendatangi satu persatu orang yang dia kenal, dan akhirnya setelah mencari kesana kemari, bantuan modal pun datang dari bosnya sendiri sebesar 10%. Dengan modal yang seadanya dan pengalaman yang segudang, William Tanuwijaya dengan kepercayaan yang tinggi memulai proyeknya untuk mendirikan Tokopedia. Waktu pengembangan Tokopedia sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan dalam masa pengerjaannya. Tepat pada ulang tahun Indonesia yang ke 64 (17 Agustus 2009), William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison resmi meluncurkan Tokopedia.
PERKEMBANGAN TOKOPEDIA
Tokopedia boleh dibilang memiliki perkembangan jumlah penjual dan pembeli yang cukup bagus. Pada tahun pertamanya, Tokopedia mendapatkan suntikan investasi. Pada tahun pertamanya. Tokopedia berhasil mendapatkan penghargaan dari Bubu Awards sebagai startup e-commerce terbaik di Indonesia.
Dengan perkembangan yang cukup pesat, investor pun mulai berdatangan, Tokopedia selalu mendapat investasi dari asing, seperti East Ventures (pada 2010), CyberAgent Ventures (2011), Beenos (2012), dan SoftBank (2013). di tahun 2014 Tokopedia mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet yang juga memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah memodali Google dan Apple serta Instagram.
William Tanuwijaya menjabat sebagai CEO Tokopedia serta Leontinus Alpha Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia menjadi salah satu destinasi favorit konsumen untuk berbelanja secara online. Bahkan Tokopedia masih dinobatkan sebagai e-Commerce paling populer yang ada di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar