Apa itu tecnhoprebeur

Tecnhoprebeur


    Bicara soal bisnis digital, rasanya kurang lengkap jika tidak menyinggung tentang technopreneurship. Technopreneurship adalah cabang bisnis gabungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan bisnis konvensional tersebut belakangan kian menarik untuk digeluti, karena mampu menawarkan solusi atau substitusi dari produk barang maupun jasa kebutuhan sehari-hari.

Di Indonesia sendiri sudah banyak technopreneur yang bisa dijadikan sebagai inspirasi. Sebut saja Founder Tokopedia, William Tanuwijaya, Founder Bukalapak Ahmad Zaki, atau Nadim Makarim founder Gojek yang kini menjabat sebagai menteri di kabinet presiden Jokowi.

Apa itu Technopreneurship? Secara umum, Technopreneurship adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut sebuah bisnis yang dibangun berbasiskan teknologi.

Technopreneurship belakangan ini menjadi pembahasan menarik di kalangan anak muda di seluruh dunia. Pasalnya, technopreneurship mampu membuka peluang bisnis baru yang sebelumnya dirasa kurang efektif untuk dilakukan.

Pengertian Technopreneur

Apa Itu Technopreneur? Technopreneur adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang memutuskan untuk menjalankan bisnis dengan memanfaatkan teknologi.

Tahukah Anda jika para milyarder dunia saat ini sebagian besar didominasi oleh para technopreneur? Sebut saja Bill Gates yang sukses menjadi seorang teknopreneur melalui Microsoft atau Mark Zuckerberg yang sedari muda sudah sukses membangun platform social media dengan jumlah pengguna hampir sepertiga penduduk dunia 2,5 milyar.

konsep dasar kewirausahaan

Konsep kewirausahaan adalah suatu konsep yang perlu dipahami oleh para pengusaha agar dapat menjalankan usaha bisnisnya dengan baik. Konsep tersebut perlu dimiliki serta diterapkan oleh pengusaha agar bisa mencapai tujuan

Dalam konsep kewirausahaan, ada beberapa hal yang perlu dipahami mulai dari pengertian, konsep yang digunakan, tujuan, hingga jenis-jenisnya. Artikel ini akan membahas lebih rinci mengenai konsep kewirausahaan yang perlu untuk diketahui oleh para wirausahawan.

Pengertian Kewirausahaan

Pada zaman ekonomi digital seperti saat ini, kewirausahaan adalah salah satu istilah yang sering yang sudah tidak asing lagi. Praktik-praktik kewirausahaan pun kini banyak dijalankan oleh orang-orang.
Secara sederhana, kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan visi, inovasi dan melihat suatu peluang di masa datang.
Banyak para ahli yang telah memberikan definisinya mengenai istilah kewirausahaan. Dikutip dari buku Konsep-Konsep Dasar Kewirausahaan karya Ojat Darojat dan Sri Sumiyati, berikut beberapa pengertian kewirausahaan dari para ahli:
  • Menurut Robert C. Ronstadt, kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis untuk meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan ini diciptakan oleh individu-individu yang bersedia mengambil risiko, atas kekayaan, waktu, dan/atau karier dalam menyediakan nilai (sesuatu yang bernilai) pada barang atau jasa.
  • Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl, kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu nilai dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak
  • Menurut Thomas Zimmerer, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Konsep kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang bisnis.

Dalam kewirausahaan, ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimiliki oleh seorang pengusaha. Hal tersebut adalah konsep dasar kewirausahaan.
Lantas, apa konsep dasar kewirausahaan? Menurut Mardia, dkk dalam buku Kewirausahaan, berikut dua konsep dasar kewirausahaan.
1. Peluang
Peluang usaha adalah sebuah kesempatan yang dimiliki oleh semua orang yang mempunyai jiwa kreativitas dalam dirinya untuk memulai usaha.
Dengan adanya peluang, seorang wirausahawan tentunya dapat berbagai macam aktivitas kewirausahaan.
Peluang usaha dapat dimanfaatkan oleh orang demi mendapatkan tujuan dengan cara melakukan sebuah usaha yang akan memanfaatkan berbagai macam sumber daya yang akan dimiliki.
2. Kemampuan Menanggapi Peluang
Kewirausahaan sangat berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan dalam menanggapi peluang usaha.
Kemampuan menanggapi peluang sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam merespons peluang usaha yang ada dan ditanggapi dengan seperangkat tindakan.

Tindakan-tindakan tersebut kemudian akan menghasilkan suatu usaha bisnis baru yang produktif dan inovatif serta menjawab peluang usaha yang ada.

Penjelasan perbedaan enterpreneurship dan technopreneur

Secara garis besar,teknopreneurship sebenarnya merupakan bagian dari enterpreneurship. Namun,dalam prakteknya technopreneur lebih memanfaatkan teknologi sebagai core utama bisnis. Sementara enterpreneur lebih menedepankan transaksi konvensional berupa barang atau jasa.

Selain itu, tingkatpersaingan juga bisa menjadi perbedaan antara enterpreneur dan technopreneur.Hal ini terjadi karen biasanya seorang technopreneur menawarkan ide baru atausubstitusi dari produk konvensional dimana tingkat persaingan pasarnya masih rendah.

Membangun kepribadian technopreneur

  1. Penyelesaian masalah

Untuk menjadi technopreneur yang sukses, kamu juga perlu memiliki skill penyelesaian masalah. Dalam proses membangun bisnis tak semua jalanmu akan berjalan lancar. Pasti banyak permasalahan tak terduga yang akan terjadi. Oleh karena itu, kamu dituntut untuk memiliki skill ini agar perusahaan bisa terus bertahan.

  1. Kerjasama tim

Technopreneur yang sukses bukan ia yang bisa menjalankan bisnisnya secara mandiri. Berjalan sendirian justru akan membuatnya kesulitan berkembang. Seorang technopreneur bisa dikatakan berhasil jika ia mampu membuat tim yang kompak.

Tim yang berjalan beriringan akan membuat perusahaan semakin kuat. Tim yang kuat ini terdiri dari orang-orang dengan berbagai latar belakang berbeda yang bekerja sama mengembangkan perusahaan agar lebih maju.

  1. Decision making/pengambilan keputusan

Bisnis adalah sesuatu yang dinamis dan bergerak cepat. Seorang technopreneur perlu memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan peluang yang ada. Sekali peluang datang, ia tak akan datang dua kali. Oleh karena itu, technopreneur harus cepat mengambil keputusan ketika peluang itu datang.

PEMBETUKAN KARAKTER TECHNOPRENEUR

karakter Technopreneur dibentuk oleh 3 (tiga) komponen utama pembentuk, yaitu Intrapersonal, Interpersonal, dan Extrapersonal. Interpersonal dan Interpersonal adalah merupakan komponen dari faktor Soft Skill, 

sedangkan Extrapersonal adalah berhubungan dengan kemampuan untuk mampu memberdayakan kedua komponen soft skill tersebut agar mampu diimplementasikan secara lebih meluas dampaknya.

Manfaat pengembangan technopreneur

Peranan Technopreneurship sangat banyak, apalagi bagi orang-orang yang ingin meningkatkan bisnis lebih cepat lagi. Suatu inovasi yang dihasilkan harus berupa ide-ide yang kreatif dan terkini pada masa tersebut. Technopreneurship bermanfaat dalam pengembangan industri-industri besar dan canggih, selain itu juga dapat diarahkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian Technopreneurshipdiharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Technopreneurship dapat memberikan manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah:

1.        Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
2.        Meingkatkan pendapatan
3.        Menciptakan lapangan kerja baru
4.        Menggerakan sektor-sektor ekonomi yang lain

KIAT SUKSES MENJADI TECHNOPRENEUR


Memasuki millenium ketiga peradaban manusia, semakin nyata bahwa bisnis teknologi akan menjadi tumpuan utama pengembangan kesejahteraan. Kata enterpreneur bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing, namun harus diakui, bahwa sebenarnya definisi enterpreneur itu sendiri masih belum disepakati secara menyeluruh dan memuaskan oleh semua pihak. Ada yang mengartikan sebagai orang-orang yang pandai melihat peluang usaha serta menerjemahkannya menjadi peluang nyata yang memiliki nilai tambah. Tetapi ada juga yang mengartikan sebagai seorang inovator yang menggabungkan teknologi yang berbeda, dan konsep-konsep bisnis untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa baru yang mampu mengenali setiap kesempatan yang menguntungkan, menyusun strategi, dan yang berhasil menerapkan ide-idenya. Selain itu ada lagi yang mengartikan mereka yang mampu memajukan perekonomian masyarakat dengan berani mengambil resiko, tapi bagaimana dengan teknopreneur? Teknopreneur berarti orang yang bekerja/berusaha di bidang teknologi dan istilah tersebut mulai muncul ketika internet mulai dikenal masyarakat Bisnis teknologi, yang mencakup setiap produk teknologi atau teknologi yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, disamping tentunya profit, umumnya dimotori oleh yang namanya teknopreneur.
Teknopreneur adalah penamaan bagi entrepreneur yang mengembangkan bisnis berdasarkan kemampuan dalam berinovasi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi sebagai basis. Fakta selama ini menunjukkan bahwa, perusahaan yang membangun dan mengembangkan teknopreneurship, akan tetap bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis dan mampu mengembangkan inovasi untuk kemajuan bisnisnya. Proses inovasi pada bisnis teknologi tidak selamanya melalui suatu penelitian yang intensif di laboratorium. Proses inovasi dapat juga dilakukan dengan perubahan kecil pada teknologi yang sudah ada, sesuai dengan perkembangan pasar. Untuk itu, tersedianya informasi yang aktual, faktual serta komprehensif sangat dibutuhkan. Untuk itu, dengan mengkoordinasikan kegiatan, mengelola modal atau sarana produksi, yang dilengkapi dengan mengenalkan fungsi produksi baru, serta memiliki respon kreatif dan inovatif terhadap suatu perubahan yang terjadi, sudah menjadikan semacam syarat yang tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh pemimpin bisnis.
Kisah perjalanan bisnis seorang teknopreneur berawal dari ketidaksengajaan harddisk-nya yang rusak karena dijatuhkan oleh putrinya, Dion melihat peluang untuk menggeluti bisnis penyelamatan data. Terdapat film cerita tentang adanya program IT yang coba diterapkan di lingkungan sebuah sekolah elit. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, semua standar keamanan hingga kegiatan belajar mengajar di sekolahan itu dikontrol oleh satu mesin komputer yang berada di tengah-tengah laboratorium sekolah. Intinya tempat tersebut bakal dijadikan sebagai model bagi proyek pengembangan sekolah yang menerapkan teknologi canggih di masa depan. Namun tragis, programnya telah disusupi virus yang merupakan program pembantai, Mangler, sesuai judul filmnya. Sehingga sistem keamanan tingkat tinggi yang dipakai untuk melindungi setiap warganya, akhirnya justru berbalik menyerang dan membunuh seluruh penghuni di dalamnya. Memang, teknologi digital boleh diakui merupakan lompatan bagi peradaban manusia. Disadari atau pun tidak, kehidupan kita semakin tergantung kepada penggunaan teknologi yang mampu menyajikan berbagai kemudahan. Di sisi yang lain kerusakan data digital bisa menjadi rentan akibat faktor kecelakaan serta akibat kesalahan oleh tangan manusia yang mengoperasikannya. Bayangkan, betapa akan memusingkan apabila database para nasabah sebuah bank tiba-tiba lenyap gara-gara salah menekan tombol format atau serangan software jahat, misalnya.
Antisipasi akan hal seperti itu dikenal jasa yang melayani recovery data, back up, dan sejenisnya. Salah satunya MsDOT Research Data Recovery Specialist yang telah ada sejak tahun 1997. Usaha ini pada awalnya didirikan pada 1990 di Malang dengan nama MsDOT oleh 5 orang dari ITN, salah satunya Dion Handoyo. Pada 1995 MsDOT mendirikan jasa desain elektronika dengan nama CV. MsDOT Cipta Elektronika. Lalu 1997 Dion mengembangkan sayap bisnis dan mulai memisahkan diri dengan membuat jasa penyelamat data. Sehingga pada 2000 MsDOT telah menjadi PT. MsDOT Cipta Mandiri bermarkas di Sidoarjo serta memiliki cabang di Surabaya dan Malang. Pada mulanya ia hanya melayani perbaikan hard disk rusak atau nodetect serta perbaiakan hard dsik bad sector saja. Baru sekitar 1999 jasa ini ia kembangkan menjadi recovery data dan bahkan juga menerima kursus recovery data mulai Januari 2000. “Jasa penyelamatan data adalah jasa yang bergerak di bidang penyelamatan data khususnya pada media hard disk, baik karena kasus software, dalam arti terdapat kehilangan data yang berada di dalam hard disk yang kondisinya oke atau baik. Maupun kasus hardware, kehilangan data penting akibat hard disk dalam kondisi rusak,” papar lulusan Teknik Elektro ITN dan pengajar Teknisi Komputer di beberapa lembaga pendidikan ini. “Akan tetapi tidak hanya terbatas pada media hard disk saja, tetapi juga media CD, flashdisk, memory card, dan disket,” tambahnya. Faktor ketidaksengajaan disebutkan menjadi latar belakang Dion mengembangkan produk jasa penyelamat data ini. Ide itu bermula ketika putri pertamanya, Rr. Dira Shufiyah dengan tanpa sengaja menjatuhkan sebuah hard disk. “Saya coba untuk memperbaiki sendiri hard disk tersebut dan akhirnya bisa,” kisahnya. Ketika itu ia belum memikirkan adanya peluang bisnis. Namun secara kebetulan pada saat itu ia masih bekerja di sebuah perusahaan distribusi hardware di samping menjadi pengajar. Banyak anak muridnya yang memiliki hard disk rusak dan minta diperbaiki. Cukup melalui mulut ke mulut, kini namanya dikenal hingga ke seluruh Indonesia. Dikatakan, tiap minggu rata-rata 10 buah kasus bisa ditanganinya.
“Target dari usaha saya sebetulnya tidak memandang siapa pun, baik itu instansi pemerintah, swasta, mulai dari pelajar, rumah tangga, usaha kecil, kepolisian, kedokteran, bank, dan lain-lain. Selama hard disk mereka ada data yang harus direcovery pasti kami akan siap membantu,” ujarnya. Sejauh ini ia memang telah berhasil membantu menyelamatkan data pelanggan yang berasal dari berbagai kalangan, seperti perusahaan swasta, BUMN, perbankan, sekolahan,yayasan, rumah sakit, perorangan, mahasiswa dan lain-lain. Cukup banyak komentar diberikan oleh pelanggan yang telah tertolong sebagai testimonial dalam situsnya.
Layaknya pakar, Dion menyediakan diri untuk memberikan konsultasi mengenai masalah data yang hilang, prosedur perbaikan, nama file/ directory yang Anda butuhkan, variabel biaya, lama pengerjaan, garansi perbaikan serta hal lainnya baik melalui telepon atau bertemu secara langsung. “Jika setuju, pelanggan dapat meminta analisa kerusakan tersebut kepada teknisi kami, hal ini dikenakan biaya Rp 25 ribu,” paparnya. “Setelah itu, akan diprediksi biaya dan lama pengerjaan,” sambungnya. Waktu standar yang dibutuhkan biasanya tiga hari sampai sebulan. Hari pertama untuk pengecekan serta analisa kepastian biaya, hari kedua memintakan konfirmasi pelanggan apakah bisa disetujui, dan baru mulai pengerjaan pada hari ketiga. Lama pengerjaan masing-masing tergantung pada tingkat kesulitannya. Jika tidak terlalu sulit penegerjaan bisa segera diselesaikan. Bila tidak, hasilnya yakni berupa data dapat diperbaiki akan diberitahukan segera. “Akan kami berikan daftar file dan directory yang dapat diselamatkan untuk diperiksa. (Dapat dicek langsung pada saat pengambilan). Klien dapat membawa media lain untuk menyimpan data atau diback up ke CD. Jika telah disetujui dan telah dipastikan dapat dijalankan/ open, maka dapat diambil serta menyelesaikan biaya administrasi,” tutur Dion. Besarnya biaya recovery ditentukan oleh beberapa faktor, yakni dari kapasitas hard disk, operating system yang dipakai, dan yang ketiga tergantung dari kasusnya. Sebuah hard disk minimal Rp 200 ribu sedangkan untuk flash disk, floppy, CD ROM, dan memory card adalah Rp 150 ribu. Untuk setiap kasus dikenai tarif Rp 400 ribu dengan maksimal dikalikan tujuh atau sesuai jumlah kasusnya. Tetapi dikatakan, jaminan data tidak selalu 100% dapat kembali sebab hal itu tergantung pada kasusnya masing-masing. Namun apabila kasus software, sementara hard disk belum sempat diutak-atik oleh orang lain, Dion memastikan kemungkinan data pulih bisa 100%. “Akan tetapi kalau kasus hardware kemungkinannya 100%, meskipun tidak semua kasus,” ungkapnya.

 

Pendidikan TI Berbasis Technopreneurship

Teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi telematika (information and communication technology–ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai konvergensi dari teknologi komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan informasi (information) yang diseminasikan mempergunakan sarana multimedia.

Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan baru untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat ( +/- 45 Juta orang). Dengan menjadi seorang usahawan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa akan berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. Semoga dengan munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.

Disisi lain bahwa kurikulum Pendidikan TI berbasis Technopreneurship yang diberikan di perguruan tinggi memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual di Indonesia.
2. Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi.
3. Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan bisnis.

Manfaat bagi mahasiswa dalam proses implementasi Technopreneurship Based Curicullum adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai wirausaha selain sebagai ekonom, manajer atau akuntan atau profesi lainnya.
2. Memiliki skill-based yang memadai dalam bidang Teknologi Informasi
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek magang dalam mengelola suatu bisnis.
4. Memperoleh akses untuk membangun networking dunia bisnis.

Sedangkan bagi Perguruan Tinggi sebagai fasilitator adalah :
1. Menjadi bentuk tanggung jawab sosial sebagai lembaga pendidikan untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah pengangguran.
2. Menjadi bagian penting dalam upaya menjembatani gap kurikulum pendidikan antara lembaga pendidikan dan industri pengguna.
3. Menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan mutu lulusan.
4. Menjadi wahana interaksi untuk komunitas Perguruan Tinggi yang terdiri dari alumni, mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan masyarakat umum.

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka Program Pengembangan Budaya Technopreneurship atau kewirausahaan di Perguruan Tinggi dirancang meliputi 6 (enam) kegiatan yang saling terkait, yaitu:
1. Pelatihan materi ”Techno SKILL BASED”
2. Magang Kewirausahaan
3. Kuliah Kewirausahaan
4. Kuliah Kerja Usaha
5. Karya Alternatif Mahasiswa
6. Konsultasi Bisnis dan Peluang usaha

Secara teknis, implementasi pendidikan TI berbasis TECHNOPRENEURSHIP ini, sama saja seperti perkuliahan pada umumnya, hanya saja pada 2 semester pertama secara intensif para mahasiswa diberikan pelatihan (training) sebagai pondasi awal berupa penguasaan bahasa pemrograman (VB.Net/C#/Java) atau disain grafis 3D, WEB, dan ini disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri TI saat itu.

Proses pelatihan diberikan bersamaan dengan perkuliahan reguler, sehingga mereka mendapat pembinaan secara intensif & fokus untuk mempersiapkan SKILL Based mereka. Pada saat mereka menginjak semester 3, mereka melakukan proses pemagangan di perusahaan/industri TI, setelah itu diharapkan para mahasiswa sudah bisa bekerja secara part time di beberapa perusahaan, sehingga ketika mereka telah menyelesaikan studinya, mereka memiliki asset berupa knowledge & experince yang cukup untuk menjadi Technopreneur, atau alternatif lainnya mereka tetap bisa bersaing secara kompetitif untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan bekal IPTEK yang mereka telah kuasai.

Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi akademis & kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal di tengah kompetisi global. Mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.

WILLIAM TANUWIJAYA – TOKOPEDIA, KREASI SI PENJAGA WARNET

WILLIAM TANUWIJAYA

    lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November 1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya tersebut, setelah umurnya 18 tahun dan lulus SMA. ia kemudian memberanikan diri untuk merantau ke ibukota untuk melanjutkan study nya. ia memutuskan untuk kuliah dan diterima di salah satu universitas swasta yang ada di jakarta yaitu Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta.

 Selama kuliah, ia rajin mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi. William mengatakan pekerjaan sebagai penjaga warnet banyak memberikan keuntungan pada dirinya, selain mendapatkan tambahan uang saku, ia juga mendapatkan akses internet gratis. Dari sinilah William Tanuwijaya mengenal lebih dalam mengenai internet dan komputer.

 Setelah lulus kuliah, William sempat bekerja di beberapa perusahaan software developer dan game developer, bahkan dia juga melengkapi pengalamannya dengan bergabung di perusahaan jual beli online KafeGaul. Namun lama kelamaan mulai terbesit ide dipikiran William Tauwijaya untuk mendirikan perusahaan Internet sendiri. Kemudian pada tahun 2007, dari idenya ia kemudian mulai membangun Tokopedia. Ide William Tanuwijaya mengenai tokopedia datang ketika ia menjadi moderator dalam forum online Kafegaul yang mempunyai fasilitas jual beli, hingga ia kemudian mulai terinpirasi dari hal tersebut untuk menciptakan startup baru yang kemudian ia namakan dengan tokopedia.

MUNCUL IDE TOKOPEDIA

William mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan biaya gratis. Untuk membangun tokopedia tersebut, William Tanuwijaya sadar akan membutuhkan modal yang sangat besar. keadaan semakin sulit ketika ayahnya divonis kanker sehingga William mau tidak mau harus menjadi tulang punggung untuk ayahnya.

Walaupun begitu, keadaan tidak membuat William Tanuwijaya mengurungkan niatnya untuk mendirikan tokopedia. William kemudian berusaha untuk mencari pendanaan untuk mewujudkan mimpi besarnya ini. keinginan semakin kuat ketika William menyadari bahwa suksesnya Google dan Facebook didirikan juga melalui pendanaan untuk startup melalui perusahaan ventura (pemodal).

Pada masa itu William sangat kesulitan untuk mencari pemodal. ia lalu menceritakan ide tersebut kepada orang-orang ia anggap dapat memberikan suntukan modal kepada dirinya. William mengklaim bahwa Tokopedia akan menjadi pusat transaksi online atau e-commerce sehingga penjual dan pembeli tidak harus bertemu untuk melakukan transaksi online. melalui tokopedia juga orang-orang  juga dapat memasarkan produk-produk mereka keseluruh Indonesia melalu TokopediaTokopedia juga menjadi perantara jual beli online yang aman bagi penggunanya. Sehingga idenya tersebut dapat memecahkan masalah marketplace yang dialami di Indonesia. Namun ketika dia menceritakan ide tersebut banyak yang meremehkan William Tanuwijaya tidak akan mampu mewujudkannya.

Saya dianggap punya mimpi ketinggian. Apa yang mau saya capai dibilang muluk-muluk,

MENDIRIKAN TOKOPEDIA

William Tanuwijaya kemudian mendatangi satu persatu orang yang dia kenal, dan akhirnya setelah mencari kesana kemari, bantuan modal pun datang dari bosnya sendiri sebesar 10%. Dengan modal yang seadanya dan pengalaman yang segudang, William Tanuwijaya dengan kepercayaan yang tinggi memulai proyeknya untuk mendirikan Tokopedia. Waktu pengembangan Tokopedia sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan dalam masa pengerjaannya. Tepat pada ulang tahun Indonesia yang ke 64 (17 Agustus 2009), William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison resmi meluncurkan Tokopedia.

PERKEMBANGAN TOKOPEDIA

Tokopedia boleh dibilang memiliki perkembangan jumlah penjual dan pembeli yang cukup bagus. Pada tahun pertamanya, Tokopedia mendapatkan suntikan investasi. Pada tahun pertamanya. Tokopedia berhasil mendapatkan penghargaan dari Bubu Awards sebagai startup e-commerce terbaik di Indonesia.

Dengan perkembangan yang cukup pesat, investor pun mulai berdatangan,  Tokopedia selalu mendapat investasi dari asing, seperti East Ventures (pada 2010), CyberAgent Ventures (2011), Beenos (2012), dan SoftBank (2013). di tahun 2014 Tokopedia mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet yang juga memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah memodali Google dan Apple serta Instagram.

William Tanuwijaya menjabat sebagai CEO Tokopedia serta Leontinus Alpha Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia menjadi salah satu destinasi favorit konsumen untuk berbelanja secara online. Bahkan Tokopedia masih dinobatkan sebagai e-Commerce paling populer yang ada di Indonesia.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINGKASAN MATERI